Resensi Buku Catatan Seorang Demonstran

Resensi buku - catatan seorang demonstran

Resensi Buku Catatan Seorang Demonstran – Soe Hok Gie

Buku Catatan Seorang Demonstran adalah salah satu karya sastra dokumenter yang menyimpan rekaman pemikiran kritis dan idealisme seorang aktivis muda bernama Soe Hok Gie. Buku ini berisi catatan harian Gie selama bertahun-tahun, merekam peristiwa sosial-politik Indonesia pada akhir 1960-an. Sebagai aktivis, Soe Hok Gie dikenal karena keteguhannya dalam memperjuangkan kebenaran dan menentang ketidakadilan.

Dalam artikel ini, kita akan mengulas lebih dalam tentang buku ini, membahas pentingnya buku ini dalam konteks sastra dokumenter dan kaitannya dengan perkembangan pengertian sastra di Indonesia. Resensi ini akan memberikan wawasan mendalam tentang pemikiran dan gaya kepenulisan Soe Hok Gie, serta relevansinya di era modern.

Mengenal Lebih Dekat Soe Hok Gie

Sebelum membahas isi buku, penting untuk mengenal siapa sebenarnya Soe Hok Gie. Lahir pada 17 Desember 1942 di Jakarta, Soe Hok Gie adalah seorang aktivis, intelektual muda, dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Ia dikenal karena pemikirannya yang kritis terhadap rezim otoriter dan ketidakadilan sosial.

Gie tidak hanya seorang aktivis, tetapi juga seorang pecinta sastra dan pemikir bebas. Tulisan-tulisannya mencerminkan kedalaman analisis sosial dan filosofi hidupnya. Buku Catatan Seorang Demonstran menjadi salah satu peninggalan berharganya yang masih relevan hingga kini.

Isi Buku Catatan Seorang Demonstran

1. Ringkasan Buku

Buku Catatan Seorang Demonstran adalah kumpulan catatan harian Soe Hok Gie yang ia tulis sejak tahun 1959 hingga menjelang kematiannya pada 1969. Buku ini mencakup berbagai aspek kehidupan Gie, mulai dari pengamatannya terhadap situasi politik, kritik tajam terhadap rezim, hingga kehidupan pribadinya sebagai seorang mahasiswa dan pemuda.

Melalui buku ini, pembaca akan menemukan sisi jujur dari Gie yang sering kali merasa kecewa dengan keadaan bangsa. Namun, ia tetap memegang prinsip idealismenya sebagai seorang pemuda yang ingin membawa perubahan.

2. Gaya Bahasa dan Nilai Sastra

Soe Hok Gie memiliki gaya bahasa yang lugas, tegas, namun tetap puitis. Buku ini memperlihatkan bagaimana sastra bisa digunakan sebagai alat untuk merekam sejarah dan kritik sosial. Dalam pengertian sastra, Catatan Seorang Demonstran termasuk karya sastra dokumenter yang berfungsi tidak hanya sebagai karya seni, tetapi juga sebagai cermin realitas sosial-politik.

Dengan tulisannya, Gie berhasil menggabungkan antara catatan pribadi yang bersifat reflektif dengan observasi tajam terhadap realitas. Ia menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna, membuat tulisannya mudah dipahami oleh siapa saja.

3. Tema Utama Buku

Beberapa tema utama dalam buku Catatan Seorang Demonstran antara lain:

  • Perjuangan melawan ketidakadilan: Gie menentang segala bentuk penindasan dan kebobrokan rezim pemerintahan.
  • Pencarian identitas pemuda: Gie menggambarkan dilema pemuda Indonesia yang harus memilih antara kepatuhan dan perlawanan.
  • Kritik sosial-politik: Catatan ini adalah refleksi tajam terhadap kondisi sosial dan politik Indonesia pada masanya.
  • Cinta dan kehidupan pribadi: Di balik sikap kerasnya, Gie juga menuliskan sisi emosionalnya sebagai manusia biasa yang mencintai alam, teman, dan keluarga.

4. Relevansi Buku di Era Modern

Meski ditulis lebih dari setengah abad yang lalu, pemikiran Soe Hok Gie masih sangat relevan hingga saat ini. Buku ini mengajarkan pentingnya bersikap kritis terhadap ketidakadilan dan korupsi yang masih menjadi masalah di Indonesia.

Bagi generasi muda, Catatan Seorang Demonstran dapat menjadi inspirasi untuk lebih peduli terhadap isu-isu sosial dan politik. Buku ini juga menunjukkan bagaimana sastra dapat menjadi sarana efektif dalam menyampaikan kritik dan menyuarakan kebenaran.

Kaitan Buku dengan Pengertian Sastra

Dalam pengertian sastra, buku ini masuk dalam kategori sastra dokumenter atau sastra realisme. Sastra dokumenter adalah karya sastra yang menyajikan peristiwa nyata secara otentik dan faktual. Karya ini tidak hanya menjadi bentuk ekspresi penulis, tetapi juga memiliki fungsi sosial.

Soe Hok Gie membuktikan bahwa sastra bukan hanya soal fiksi, tetapi juga tentang menyampaikan kebenaran dengan cara yang indah dan bermakna. Karya seperti Catatan Seorang Demonstran menjadi bukti bahwa sastra mampu menjadi medium perlawanan sekaligus rekam jejak sejarah.

Dalam konteks modern, pengertian sastra pun berkembang. Sastra tidak hanya berfokus pada estetika, tetapi juga menjadi sarana untuk membentuk kesadaran kolektif dan refleksi sosial.


Buku Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie adalah salah satu karya sastra dokumenter terbaik yang pernah ada di Indonesia. Melalui catatan pribadinya, Soe Hok Gie menyampaikan kritik sosial-politik yang tajam dan relevan hingga hari ini. Buku ini tidak hanya menyimpan pemikiran seorang intelektual muda, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk bersikap kritis dan berani memperjuangkan kebenaran.

Dengan gaya bahasa yang lugas dan reflektif, Gie berhasil menyatukan sastra, sejarah, dan kritik sosial dalam sebuah karya yang penuh makna. Bagi pecinta sastra dan mereka yang tertarik dengan pengertian sastra, Catatan Seorang Demonstran adalah bacaan wajib yang tidak boleh dilewatkan.


Catatan Kaki

  1. Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran, (Jakarta: LP3ES, 1983).
  2. Prasetyo, M. Agus. “Sastra Dokumenter sebagai Kritik Sosial”, Jurnal Sastra Indonesia, Vol. 15, No. 2, 2019.
  3. Siswanto, H. Pengertian Sastra dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005).

Daftar Pustaka

  • Gie, Soe Hok. Catatan Seorang Demonstran. Jakarta: LP3ES, 1983.
  • Prasetyo, M. Agus. “Sastra Dokumenter sebagai Kritik Sosial”. Jurnal Sastra Indonesia, Vol. 15, No. 2, 2019.
  • Siswanto, H. Pengertian Sastra dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005.

Ilustrasi: Catatan Seorang Demonstran – Soe Hok Gie (festivalbuku.com) dari Pinterest.com

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *